Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Stanting, Benarkah Mengancam Generasi Muda?

Hari ini pagi ku di sambut dengan gerimis, memang cuaca yang dingin cenderung membuat tempat tidur lebih posesif dari biasanya. Tapi tidak menurunkan semangat ku untuk hadir  dalam kegiatan flash blogging.
Kegiatan yang di adakan di hotel Four Points berkerja sama dengan kominfo kali ini mengangkat tema "Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dalam Penurunan Prevalensi Stanting"



Acara di buka dengan menyayikan lagu indonesia raya ~ aku selalu terharu ketika lagu ini di nyayikan

Eh, sebelum lanjut lebih jauh. Kamu udah tau belum apa itu stanting?
Jujur ini merupakan kata yang baru aku tau, dan ini juga yang memicu ku untuk ikut dalam kegiatan hari ini.
Stanting ini sendiri merupakan keadaan ketika balita lebih pendek dari standart badan seumurnnya

Bapak Galapong Sianturi, SKM, MPH dari Direktorat Gizi Masyarakat, membawakan materi mengenai stanting. Kegiatan semakin seru, terbukti dari banyaknya antusian audiance yang menjajukan pertanyaan.

Bapak Galapong Sianturi, sedang menyampaikan materi
Bapak Galapong sendiri menyampaikan bakwa pengaruh kesehatan pada anak di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan, prilaku, pelayanan dan keturunan.
Menurut beliau, stanting sendiri terjadi di karenakan kuranganya asupan gizi dan infeksi bakteri pada tahap 1000 hari pertama kehidupan.

Apa pengaruh stanting pada kesehatan?
Janin yang mengalami stanting akan mengakibatkan anak tumbuh lebih terlambat. Hal ini mengakibatkan anak menjadi:
1. Terhambat dalam perkembangan otak dan fisik
2. Sulit berprestasi
3. Rentan terhadap penyakit
4. Ketika anak semakin dewasa, maka dia adakn mudah menderita kegemukan. Sehingga beresiko mengidap penyakit tidak menular (jantung, diabetes, dll)

Lalu, sesuai judul post ku kali ini. Bagaimana bisa stanting mengancam generasi muda kita?
Seperti penjelasan di atas, anak yang mengalami stanting akan berpengaruh terhadapn tingkat inteligensinya. Karena berdasarkan penelitian lebih banyak anak yang ber-IQ rendah berasal dari kalangan anak stanting

Di Indonesia sendiri terdapat 5 provinsi dengan angka stanting tertinggi, diantaranya:
1. Nusa Tenggara Timur 51,73%
2. Sulawesi Barat 48,02%
3. Nusa Tenggara Barat 45,26%
4. Kalimantan Selatan 44,24%
5. Lampung 42.63%

Dan efeknya pada negara tercinta kita, stanting dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3%. Yang artinya kerugian negara akibat stanting mencapai RP 300 Triliun per tahunnya.

Jadi masih mau cuek mengenai isu ini?
Tentu aja  kita sebagai generasi muda, adalah kita sebagai harapan bangsa untuk melindung perekonomian negara kita. Terkhusus untuk para ibu mudan dan calon ibu penerus generasi bangsa.
Lantas, bisakan stanting di cegah?
Tentu setiap masalah harus lah ada solusi, untuk menekan kemungkinan yang lebih buruk lagi.

Harapan dan jalan keluar itu masih ada
Stanting bisa dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.
- Masa kehamilan
Ibu hamil, sangat di perlukan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terutama makanan yang bersumber dari protein hewani
- Masa kembang bayi 0-6 bulan
Seorang ibu, harus memastikan ASI esklusif bagi bayinya. Ingat eksklusif disini berarti, si bayi hanya mengkonsumsi ASI tanpa tambahan.
- Usia 6 bulan - 2 tahun
Bayi mendapatkan makanan pendamping ASI dengan jumlah, frekunsi dan keberagaman sesuai dengan tingkat usiannya.
Catatan penting: setiap anak haruslah tinggal di lingkungan yang bersih, dimana setiap keluarga menggunakan jamban yang sehat.

Tentunya selain perubahan dari sendiri, pemerintah juga melalakukan program untuk mendukung kesehatan dan gizi ini agar terwujud.
Program yang telah di lakukan pemerintah antara lain:
1. Pemberdayaan Masyarakat
Seperti menyelenggarakan dan menguatkan ulang fungsi dari posyandu, untuk menjangkau keluarga yang kurang mampu.
2. Pelatihan Tenaga Kesehatan
3. Pemberian Suplement Gizi Mikro Untuk Ibu & Balita
Disini pemerintah selalu memastikan ketersediaan tablet penambah darah dan ketersedian vitamin A yang ada di posyandu
4. Menfasilitasi Keluarga Agar Mendapatkan Ait Layak Konsumsi
5. Upaya Merubah Prilaku Masyarakat

Jadi masih mau cuek? Ayo kita sama-sama dukung pemerintah kita?
Dimulai dari di sendiri.
Pastikan anak-anak dan diri kita cukup gizi, agar tumbuh tinggi dan berprestasi
Karena dengan menurunnnya angka stanting, makan akan ber efek pada peningkatan ekonomi negara.

Apakah kegiatan hari ini sudah selesai?

Belummm
Masih ada kegiatan lainnya yang sama serunya, yaitu " Blogging Bermanfaat Bukan Musibah" Pembicaranya ialah kakak Mira Sahid, founder Kumpulan Emak Blogger.
Serius ini kakak masih keliatan muda banget, padahal anaknya udah SMP loh, imbang sama adek aku hahaha.
Kakak Mira Sahid
Kakak yang memulai blogging sejak tahun 2008 ini ~ aku belum lulus SMA waktu itu, masih bau cabe-cabean
Menemukan passionnya melalui blog. Baginya blog itu ibarat rumah, yang mana melalui blog lah dia membangun personal branding.
Kakak yang saat ini sudah memutuskan untuk resign, mengatakan "Ini lah saatnya kita untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, seorang ibu rumah tangga bukan berarti dia akan selalu berurusan dengan kasur dan dapur".

Ketika kamu menemukan passionmu, maka kamu akan dengan mudah menemukan hal menyenangkan.
Dan aku sendiri sedang menata diri agar berada di tahap itu ~ semangat

5 komentar untuk "Stanting, Benarkah Mengancam Generasi Muda?"

  1. asik banget gerimis-gerimis ya kak ada acara nambah ilmu bagus kayak gini

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah Iyah ga stunting! hehehe

    BalasHapus
  3. makasih kak, infonya sangat bermanfaat..

    BalasHapus
  4. semua berisiko melahirkan generasi stunting ketika dia kurang edulu nutrisi, sanitasi, dan gaya hidup ya, mbak

    BalasHapus
  5. Ciee....yang lagi semangat menata masa depan :D

    Terus, apakah Lily termasuk atau pernah masuk kategori stunting?

    BalasHapus